Jurnal Perdana Gerakan Pendudukan Wall Street: The–Occupied–Wall Street Journal

Jurnal Occupy Wallstreet

Pendudukan untuk Pemula: Bagaimana munculnya, apa maksudnya, bagaimana diorganisasikan,dan lain-lain*

PERTANYAAN : Kudengar Adbusters mengorganisir Occupy Wall Street? Atau Anonymous? Atau US Day of Rage? Pokoknya siapa yang melakukan ini semuanya?

Semua yang di atas, Adbusters melakukan seruan pertama di pertengahan Juli (2011), dan juga memproduksi poster seksi seorang balerina berdiri di atas seekor patung Kerbau dan polisi anti huru-hara sebagai latar belakangnya. US Day of Rage, Alexa O’Brien ahli strategi kreasi IT berbasis utama di internet, terlibat juga, dan melakukan banyak kerja-kerja lapangan di awal dan tweeting. Anonymous—dalam wajah-wajah yang beraneka ragam dan berbagai bentuk—bergabung di akhir Agustus. Di New York, sebagian besar perencanaan dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di Rapat Umum NYC, sekumpulan aktivis, artis, dan pelajar/mahasiswa pertama kali dipertemukan oleh kawan-kawan yang selama ini terlibat dalam New Yorker Melawan Pemotongan Anggaran—New Yorkers against Budget Cuts. Namun tidak ada satu orang atau satu kelompok saja yang menjalankan pendudukan Wall Street.  

Jadi siapa yang bertanggung jawab? Bagaimana keputusan dibuat?

Rapat Umum telah menjadi badan pembuat keputusan de facto bagi pendudukan di Plaza Liberty, hanya beberapa blok ke utara Wall Street. Siap-siap untuk suatu jargon: Rapat Umum merupakan suatu sistem berdasarkan modifikasi konsensus yang horizontal, otonom, tanpa pemimpin, yang berakar dari pemikiran anarkis, dan ia serupa dengan berbagai rapat-rapat umum yang telah mendorong pergerakan sosial belakangan ini di seluruh dunia, di tempat-tempat seperti Argentina, Tahrir Square Mesir, Puerta del Sol Madrid, dll. Bekerja untuk suatu konsensus benar-benar sangat sulit, membuat frustasi, dan lambat. Tapi para penduduk (yang melakukan pendudukan—pent) sabar melakukannya. Seringkali mereka akhirnya baru dapat tiba pada konsensus terhadap beberapa isu, setelah berhari-hari mencoba, (dan) perasaan yang muncul rasanya agak luar biasa. Kesenangan yang hebat memenuhi plaza. Sulit sekali menggambarkan pengalaman berada di antara ratusan orang yang penuh gairah, pemberontak, orang-orang yang kreatif, yang semuanya bersetuju terhadap sesuatu.

Apakah tuntutan utama para pemrotes?

Ugh, pertanyaan milyaran-dolar itu. Sekali lagi, seruan awal Adbusters adalah, “Apakah tuntutan kita?” Secara teknis, belum ada tuntutan apapun. Di minggu-minggu menuju 17 September, Rapat Umum NYC tampaknya sejak awal berubah arah dari bahasa “tuntutan”, sebagian besar karena lembaga-lembaga pemerintah telah begitu ‘merasuk’ dengan uang korporasi sehingga membuat tuntutan-tuntutan spesifik menjadi tak ada artinya sampai pergerakan tumbuh menjadi lebih kuat secara politik. Malahan, untuk memulainya, mereka memilih membuat tuntutan menjadi pendudukan itu sendiri—dan demokrasi langsung terjadi di sana—yang hasilnya bisa jadi, atau tidak, berupa tuntutan yang spesifik. Ketika kau memikirkannya, tindakan ini sebenarnya suatu pernyataan sikap yang kuat melawan korupsi, dimana Wall Street sebagai wujudnya. Namun karena pikiran seringkali terlalu masif pertanyaan dari media massa Amerika mengenai tuntutan, maka ia menjadi tantangan humas. Rapat Umum saat ini sedang menentukan bagaimana dapat melahirkan konsensus mengenai penyatuan tuntutan. Benar-benar sedang terjadi diskusi yang kacau sekaligus menarik. Tapi, jangan tahan nafas dulu.

Berapa orang telah merespon seruan Adbusters? Berapa banyak kelompok tersebut? Dan pernah mencapai berapa besar?

Seruan awal Adbusters memperkirakan sekitar 20.000 orang membanjiri Distrik Keuangan pada 17 September. Sepersepuluh darinya yang mungkin, pada akhirnya, hadir di sana. Selain kekuatan online Anonymous yang masif ‘menggempur’ media sosial, banyak orang tidak tahu tentang itu, dan organisasi progresif tradisional, seperti serikat buruh dan kelompok-kelompok cinta damai, merasa tidak nyaman ikut terlibat dalam suatu aksi yang tak berbentuk/cair. Terhadap kesulitan pada minggu-minggu pertama, dengan penahanan yang terjadi hampir setiap hari, wajah-wajah baru terus berdatangan, sementara yang lain tersaring untuk istirahat Peliputan media setelah penahanan massal pada Sabtu 24 September kemudian serangan polisi, dan kemungkinan karena brutalitas polisi membuat lebih banyak orang datang. Saat ini, di siang dan malam hari, kita dapat temukan 500 atau lebih orang di plaza, dan mungkin setengah dari mereka menginap. Dan kapanpun, beberapa ribu orang di dunia sedang menyaksikan pendudukan 24/7 online di livestream.

Apa wujud “kemenangan” dari pendudukan ini?

Lagi-lagi, itu tergantung kepada siapa kamu bertanya. Ketika 17 September semakin dekat, Rapat Umum NYC benar-benar memandang tujuannya, sekali lagi, tak sejauh seperti mengajukan berkas UU atau memulai revolusi, ketimbang membangun suatu jenis pergerakan baru. Pendudukan hendak membangkitkan rapat-rapat umum serupa di seluruh kota dan di seluruh dunia, yang akan menjadi basis baru bagi pengorganisasian politik di negeri ini, melawan pengaruh luar biasa dari uang korporasi. Hal itu mulai terwujud bersama pendudukan serupa yang bermunculan di belasan kota lainnya. Aku dengar beberapa orang bilang, ketika Plaza Liberty dipenuhi kamera-kamera berita TV, “Kita sudah menang!” Yang lain berfikir mereka baru saja mulai. Keduanya, dalam beberapa hal, adalah benar.

Apakah polisi ada di seluruh tempat? Sudah seburuk apa brutalitas polisi terjadi?

Kehadiran polisi tak pernah jeda, dan telah terjadi beberapa kali perseteruan yang mengerikan dengan mereka—yang juga memberikan landasan bagi tindakan-tindakan luar biasa berani oleh para pemrotes. Peristiwa terburuk, tentu saja, Sabtu lalu, namun tak begitu banyak masalah sejak saat itu. Sebagian besar peserta protes tak berfikir untuk ditahan, dan hampir tak ada yang tertarik mengambil resiko tak berguna atau menyulut kekerasan melawan orang lain atau properti. Semakin banyak orang biasa yang bergabung pada gerakan ini—bersama dengan pengunjung-pengunjung selebritas seperti Susan Sarandon, Cornel West dan Michael Moore—semakin kecil kemungkinan polisi akan merepresinya. Seperti seseorang yang ikut nyanyi bersama di Broadway berkata: “Semakin Banyak Semakin Aman—Safety in Numbers! Ayo Ikut Kami!”

Seorang pejalan kaki mengambil  koran yang diproduksi sendiri oleh protes Occupy Wall Street “The Occupied Wall Street Journal,” di distrik keuangan Taman Zuccotti , Minggu, 2 Okt, 2011, di New York. Koran ini dibiayai oleh dana yg diperoleh dari sumbangan online via website-website crowd-sourcing . (AP Photo/John Minchillo) AP

Jika aku tidak bisa datang ke Wall Street, apa lagi yang bisa kulakukan?

Banyak orang sudah mengambil bagian dalam banyak cara yang penting dari jauh—inilah keajaiban dari desentralisasi. Online, kamu dapat menonton livestream, memberi donasi, men-tweet di Twitter dan mendorong kawan-kawanmu agar tertarik. Orang-orang dengan keterampilan yang relevan telah bersukarela membantu mengelola website pergerakan dan mengedit video—berkoordinasi melalui ruang chatting IRC dan media sosial lainnya. Segera, diskusi formal mengenai tuntutan akan terjadi secara online dan juga di plaza. Offline, kamu dapat bergabung dengan sejumlah pendudukan serupa yang mulai berlangsung di negeri ini atau kamu menginisiatifi memulainya. Cek occupytogether.org. Akhir kata, kamu dapat selalu mengambil saran yang telah menjadi satu dari beberapa mantra dalam pergerakan ini, yang diekspresikan seperti ini oleh salah satu perempuan di pertemuan Rapat Umum Kamis malam, ia bilang: “Duduki hatimu sendiri,”“bukan oleh rasa takut, tapi oleh cinta.”

*Diunduh dari sini, ini adalah salah satu artikel dari ‘The-Occupied-Wall Street Journal’ edisi pertama yang dikeluarkan oleh Gerakan Occupy Wall Street di New York, yang terbit sekitar 1 Oktober 2011. Gerakan ini semakin meluas di kota-kota lain di AS, mengambil inspirasi dari Tahrir Square, Mesir, hingga Puerta del Sol, Spanyol, mudah-mudahan semakin menginsipirasi seluruh dunia. Ikuti fb-nya di: https://www.facebook.com/Gilded.Age

Diterjemahkan (bebas) oleh Zely Ariane.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *