Derita Sudah Naik Seleher Wiji Thukul kaulempar aku dalam gelap hingga hidupku manjadi gelap kausiksa aku sangat keras hingga aku makin mengeras kaupaksa aku
Tahun: 2011
Sejarah Orde Baru dan Indonesia
Max Lane Pertama sekali saya belajar sejarah Indonesia ialah pada tahun 1967 dan 1968 di Sekolah Menengah Atas di Sydney, Australia, kemudian di Department of
Koin Solidaritas untuk Buruh-buruh Freeport
Ayo kita sisihkan koin yang kita punya tuk pekerja yang mogok kerja di PT Freeport Para sahabat yang terhormat, Sejak tanggal 15 September 2011 lalu, 6000 saudara kita di
Mencari Indonesia Babak Ketiga
Max Lane Indonesia berdiri bukan karena todongan senjata tapi karena prinsip kesukarelaan. ADALAH sebuah fakta di dalam sejarah bahwa sejarah selalu dimanfaatkan oleh semua pelaku
Occupy Jakarta
KBR68H – Gerakan menduduki bursa saham atau lebih dikenal Occupy Wall Street tak sekadar terjadi di negeri Paman Sam. Gerakan sosial kelas menengah Amerika itu juga
Duduki Dulu Tuntutan Bisa Menyusul
Slavoj Žižek http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2011/oct/26/occupy-protesters-bill-clinton Apa yang harus dilakukan setelah protest di Wall Street dimulai – yang sudah sampai kepuncaknya dan berkelanjutan, sampai kini, semakin kuat dan
Ketika Kentang Cina dan Dieng Diadudomba
Zely Ariane Kentang Dieng kini sedang menunggu dalam ketidakpastian. Seharusnya masa-masa sekarang adalah masa paling baik untuk mulai ditanam, tetapi kini dipanenpun belum. Kaum tani kentang di Dieng sedang beharap-harap
Refleksi occupy jakarta 22/10/11
Hari ini, kami bicara tentang kebudayaan, walau kami bukan budayawan. Kami urai kenyataan hidup yang membentuk kebudayaan kami: iklan memaksa kami membeli hal yang tak
Occupy Jakarta, Sekadar Catatan Kecil
Ganjar Krisdiyan Delapan hari secara rutin mengikuti Occupy Jakarta (OJ), tentu banyak hal yang yang bisa diambil pelajaran darinya, OJ entah seberapapun kadarnya, terinspirasi oleh
Terlelap Disimpang Jalan Peradaban
Krisis ekonomi yang terjadi memang menyeramkan, tapi ini belum seberapa dibanding apa yang masih akan datang. Demikian, kata ekonom, penulis dan aktivis perdamaian Jeremy Rifkin.