“Kita menciptakan visi miniatur dari jenis masyarakat yang kita inginkan.”

Wawancara The Washington Post dengan David Graeber* oleh Ezra Klein, Washington Post, 3 Oktober 2011.

David Graeber adalah seorang antropolog di Goldsmiths, Universitas London, dan penulis buku ‘Aksi Langsung: Sebuah Etnografi’. Ia juga salah satu orang pertama yang terlibat dalam pengorganisasian gerakan protes ‘Duduki Wall Street’. Menurutnya orang yang datang dengan tuntutan tidak memahami maksud dari gerakan pendudukan itu. Kami berbicara dengannya melalui telepon pagi ini.

Ezra Klein: Jadi kapan Anda mulai terlibat dalam gerakan protes ini?

David Graeber: Tanggal 2 Juli. Itulah pertemuan nyata yang pertama. Saat itu AdBusters mengedarkan seruan aksi protes ini. Kami memang sudah mendengar bahwa akan ada pertemuan umum pada tanggal 2 Juli. Jadi saya hadir saja. Tapi yang terjadi saat itu adalah rally dan bukan pertemuan umum. Ada beberapa kelompok Marxis yang mendirikan panggung dengan megafon lalu berpidato di sana dan merencanakan demonstrasi berjalan. Lalu kami berpendapat bahwa bukan itulah yang mesti kita lakukan. Sekelompok kecil orang kemudian memisahkan diri dan memutuskan untuk membuat pertemuan sungguhan.

Kami berjalan ke ujung satunya dari daerah itu dan membuka pertemuan. Orang terus berdatangan. Tapi ada masalah karena waktu yang tersedia hanya enam minggu. AdBusters sudah mengumumkan tanggal itu pada 80.000 orang. Dan tanggal yang mereka tentukan itu jatuh pada hari Sabtu. Kita tidak bisa menutup Wall Street pada hari Sabtu. Jadi ada beberapa hambatan yang berarti saat kami bekerja. Lalu ada 80 atau 100 orang yang berkumpul dan membentuk kelompok kerja untuk menjangkau lebih banyak orang, memproses, dan sebagainya. Kami bertemu tiap minggu.

Satu hal yang sangat membantu adalah adanya sejumlah kecil orang dari Spanyol, Yunani dan Tunisia yang pernah melakukan gerakan seperti ini sebelumnya. Mereka menjelaskan bahwa model yang sepertinya berjalan baik adalah memilih dan menduduki sebuah tempat yang nampak seperti ruang publik dan membentuk markas organisasi di sana. Markas ini yang menjadi tempat kita mulai melakukan bermacam hal.

EK: Gerakan ini diatur dengan cara yang agak berbeda dari gerakan protes pada umumnya. Tidak ada daftar tuntutan, tujuan dan juga tidak ada kepemimpinan yang dapat ditandai. Tapi jika saya tidak salah, memang itulah maksudnya ya?

DG: Gerakan ini sangat mirip dengan gerakan anti-globalisasi. Kritik yang muncul di pers juga sama. Bahwa gerakan ini cuma kerjaan sekelompok anak kecil yang tidak mengerti ekonomi dan hanya tahu apa yang mereka lawan. Tapi tentu ini ada alasan. Boleh dibilang agak pre-figuratif. Di sini kita menciptakan visi tentang masyarakat yang kita inginkan dalam bentuk miniatur. Dan ini adalah cara kita berhadapan dengan kekuatan yang tidak demokratis yang kita lawan itu. Kalau kita membuat tuntutan, maka itu artinya, dalam satu hal, bahwa kita menuntut para penguasa itu dan institusi yang ada untuk melakukan perubahan. Dan salah satu alasan mengapa orang tidak melakukan itu karena mereka melihat institusi-institusi sebagai bagian dari masalah.

EK: Jadi seandainya Anda ingin agar Wall Street dikenakan pajak dan dengan begitu masalah selesai maka sebenarnya Anda secara tidak langsung mengatakan sudah cukup bahagia dengan sedikit perbaikan pada sistem yang ada.

DG: Tepat. Pajak terhadap Wall Street akan jatuh ke tangan orang yang dikendalikan oleh Wall Street.

EK: Maksudnya pemerintah?

DG: Ya. Jadi dengan cara kami, tujuan akhirnya terbuka. Dalam satu hal yang kita inginkan sebenarnya adalah ruang di mana orang bisa memikirkan masalah seperti ini. Di New York, menurut hukum, setiap pertemuan yang dihadiri 12 orang dan tanpa izin, adalah pelanggaran hukum. Ruang sendiri bukan sumberdaya yang tersedia begitu saja. Tapi ada sumberdaya yang berlimpah, yakni orang cerdas dengan ide yang kaya. Jadi kami berusaha memberi kerangka baru dari retorika tuntutan menjadi pertanyaan mengenai visi dan solusi. Nah, bagaimana ini kemudian menjelma menjadi perubahan sosial yang nyata adalah persoalan menarik. Di tempat lain hal ini dicapai adalah dengan membentuk majelis lokal yang kemudian menghasilkan prakarsa lokal.

EK: Kelihatannya dari segi organisasi ada semacam hubungan timbal balik di sini. Taruhlah Anda menuntut agar ada pajak terhadap Wall Street, maka orang yang tidak tertarik untuk mengenakan pajak terhadap Wall Street tidak akan datang. Jadi dengan membiarkan tuntutan itu mengambang maka ruang yang kita bentuk dengan sendirinya akan lebih besar. Tapi di sisi lain tampaknya pada suatu saat orang harus bekerja ke arah tujuan konkret dan juga mengalami keberhasilan agar energi gerakan seperti ini bisa terjaga.

DG: Seiring dengan membesarnya gerakan maka bentuk-bentuk organisasi juga akan berkembang. Saat ini dalam pendudukan New York sudah ada 30 kelompok kerja yang menangani segala macam hal mulai dari sanitasi sampai diskusi tentang masalah perburuhan dan kebijakan pajak. Jadi kami berusaha mencari jalan agar orang dengan minat dan kepentingan berbeda-beda bisa terlibat dalam gerakan. Sekarang malah sudah ada koran, Occupied Wall Street Journal. Tentu ini semua tidak ada artinya dibandingkan apa yang terjadi di Lapangan Tahrir, di Kairo. Di sana mereka bahkan punya layanan dry cleaning.

EK: Kita juga mulai melihat hubungan gerakan ‘Occupy Wall Street’ ini dengan kelompok aktivis yang lebih tradisional. Beberapa anggota dari gerakan protes ini berbicara melalui videofeed pada sebuah pertemuan besar kelompok-kelompok liberal di Washington. MoveOn.org dan organisasi buruh berencana melancarkan demonstrasi untuk mendukung mereka yang menduduki Wall Street pada hari Rabu. Bagaimana hal seperti ini akan mengubah apa yang sekarang ini nampak seperti gerakan yang sangat tersebar (decentralized)?

 

Karya @[119953184741432:274:Nobodycorp. Internationale Unlimited] | https://www.facebook.com/photo.php?fbid=206619136074836&set=at.205685842834832.45271.119953184741432.1166866025&type=1&ref=nf

 

DG: Ini terjadi secara organik tapi ada beberapa masalah yang muncul. Kita melihat ini dalam gerakan anti-globalisasi. Serikat buruh sangat mendukung dan menyediakan sumber daya tapi serikat-serikat ini organisasi yang sangat berbeda. Kesulitan paling nyata adalah menemukan cara bekerja dengan orang yang berada dalam hirarki atas-ke-bawah dan memiliki basis keuangan, karena semua itu berarti bahwa ada hal-hal yang bisa mereka katakan dan ada yang tidak bisa mereka katakan. Sementara di pihak lain ada kelompok yang bisa mengatakan apa saja dan setuju bahwa maksud dari gerakan ini adalah untuk menghindari pemusatan. Saya dengar bahwa ada orang yang datang dan mengubah nada yang lebih mengarah pada pertemuan umum menjadi berpidato, dan bukan itu maksud dari gerakan ini. Jadi kita harus mengimbangi aspek di mana ingin menunjukkan seperti apa demokrasi langsung itu, dengan keinginan untuk berhubungan dengan kelompok-kelompok yang bentuk organisasinya kita tolak.

EK: Nama dari kelompok ini adalah ‘Occupy Wall Street’, tapi dari wawancara dengan para demonstran dan membawa pesan-pesan di situs ‘We Are the 99’ maka terlihat bahwa masalahnya bukan hanya Wall Street tapi kekuasaan pada umumnya, termasuk para politisi dan orang kaya yang tidak bergerak di sektor keuangan. Ini sesunggunhnya mengenai mereka yang tidak berkuasa. Tema yang terus saya dengar adalah keputusasaan: bahwa kita melakukan segalanya dengan baik dan mengikuti aturan, bersekolah atau mendapat pekerjaan, tapi sekarang terjerat utang dan tidak bisa mencapai tujuan, sementara orang yang di lapis atas perekonomian sepertinya terus semakin kaya saja.

 

http://occupywallst.org/media/img/o15-amsterdam.jpg

 

DG: Benar, dan Wall Street ini adalah ilustrasi yang indah untuk hal itu. Di sini ada orang-orang brengsek yang serakah yang menghancurkan ekonomi global dan memperlakukan orang lain dengan buruk di seluruh dunia. Tak seorang pun dari mereka membayar apapun ketika terjadi kehancuran. Bahkan sempat ada diskusi tentang apakah bonus bagi mereka pantas diturunkan atau tidak. Di sisi lain, jika ada orang yang bersemangat menjelaskan masalah ini mereka malah ditangkap. Dan ini sangat membantu untuk memperlihatkan standar ganda dari sistem ini.

 

tanpa pendudukan, mungkin kami tak pernah makan di sini… di pedestrian ini… https://www.facebook.com/#!/photo.php?fbid=2582281954129&set=a.2582279914078.2146472.1166866025&type=3&theater 

 

*) diterjemahkan oleh Hilmar Farid dari Washington Post, 3 Oktober 2011-10-24

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *