15 Tahun Reformasi [1998-2013]

15 Tahun Reformasi [1998-2013]

15 Tahun sudah. Reformasi sudah ditelikung elit politik. Partisipasi rakyat dikaburkan melalui Pemilu Liberal dan Proseduralis. Kebebasan berserikat, berkumpul, berideologi, berpendapat dan berekspresi semakin semu. Perlawanan atas upah yang tidak layak, PHK sepihak, status kerja tak jelas, tanah yang di rampas, energi, pupuk, transportasi dan sembako yang mahal, pendidikan yang bobrok, korupsi pemerintah dan perusahaan di simpulkan sebagai Ancaman. Maka, harus di hadapi dengan RUU Ormas, RUU KAMNAS, UU Penanggulangan Konflik Sosial, Perda Syariah, Kesepakatan Bersama TNI dan Polri, Mobilisasi Preman.

Perlahan namun pasti: Demokrasi Menyempit dan Kesejahteraan Menurun.

Ini yang kita inginkan? TIDAK.

Kita ingin BBM, Sembako, Listrik, Sekolah, Transportasi Murah. Tapi, bukan kembali ke masa ORBA. Tak ada Demokrasi pada Orba. Kesejahteraan tanpa Demokrasi adalah kesejahteraan yang semu.

Tak cukup lagi Reformasi. Elit sudah menelikung dan berkhianat. Militer terus mengancam dan membunuhi rakyat. Parta-Partai di parlemen melakoni peran sebagai penipu dan agen. Imperialisme merangsek masuk lebih luas dan dalam, mengeruk kekayaan alam lebih banyak lagi; memeras keringat, darah dan air mata kita lebih deras lagi.

Sudah cukup dengan kemiskinan, kebodohan, penindasan, tipu muslihat dan perampasan. Ayo Rakyat, sudah saatnya berpikir tentang merebut kekuasaan. Belajar dan berlatihlah dengan berorganisasi, dan memperbesar organisasi; berpolitik dengan politik kemandirian dan kerakyatan; berjuang bersama-sama dalam satu barisan perlawanan kaum buruh, kaum miskin, mahasiswa, dan perempuan (Rakyat).

Anak muda, jangan belagak bodoh, kalian cukup pandai untuk mengerti apa yang terjadi. Kalian punya kepandaian untuk mempersatukan semuanya; kalian punya keberanian; berikan lah yang terbaik untuk Indonesia. (Pramoedya Ananta Toer) —

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *