Front Perjuangan Perempuan Peringati Hari Kartini dengan Aksi

Palu – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Perempuan memperingati Hari Kartini dengan melakukan aksi mimbar bebas dan long march di seputaran Anjungan Nusantara-Talise, Jumat (21 April 2017). “Front terdiri atas beberapa organisasi yaitu BEM UNIVERSITAS TADULAKO, BEM PERTANIAN, BEM EKONOMI, DPM PERTANIAN, HIMASOS, HIMAGROTEK, HIMSA, GELORA DEMOKRASI, dan LS ADI.
Massa aksi memulai aksi mimbar bebas pada Pukul 15:30 Wita. Pada aksi tersebut, massa aksi membawa bendera organisasi, spanduk, dan beberapa pamflet yang bertuliskan “Hentikan kekerasan seksual dan diskriminasi teradap perempuan”. Beberapa massa aksi juga mempunyai kesempatan untuk menyampaikan orasi politik dan puisinya.

Mimbar bebas yang dilakukan oleh “Front Perjuangan Perempuan” mempunyai tujuan untuk kembali mengingatkan dan memberitahukan kepada masyarakat terkhusus warga Kota Palu bahwa pentingnya untuk kembali merefleksikan perjuangan yang dilakukan oleh R.A Kartini dalam memperjuangkan kaum perempuan agar bisa mengakses pendidikan dan hak kesetaraan. Bukan cuma R.A Kartini saja yang memperjuangkan gerakan perempuan tetapi ada beberapa banyak tokoh dan organisasi perempuan yang juga turut terlibat dalam memperjuangkan ketidakadilan yang dirasakan oleh kaum perempuan. Karena di masa sekarang masih banyak orang melupakan Kartini, sebagian orang melupakan semangat dan cita-cita Kartini, banyak orang melupakan begitu saja perjuangan bangsa Indonesia dan pahlawan-pahlawannya melawan penindasan.

Salah satu massa aksi yang bernama Dandi Putra Perdana dalam orasi politiknya menyampaikan bahwa, “Ada banyak sekali kasus diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan yang belum bisa terselesaikan, contohnya saja kasus pemukulan salah satu mahasiswi FKIP yang sampai saat ini belum terselesaikan dan terkesan ditutup-tutupi oleh pihak Rektorat Universitas Tadulako, belum lagi kejadian pemukulan terhadap salah satu buruh perempuan oleh oknum kepolisian yang terjadi di Kota Tangerang. Kasus diskriminasi diatas merupakan gambaran bahwa tidak becusnya aparat kepolisian dalam penegakan hukum, penyebab kasus diskriminasi tersebut adalah mainset dan budaya patriarki yang masih tertanam dalam otak dan menganggap bahwa perempuan itu lemah. Itulah sebabnya kami menyuarakan agar kita sebagai mahasiswa yang sadar sudah seharusnya mengikis budaya-budaya yang seperti itu”.

Adapun tuntutan dari “Front Perjuangan Perempuan” yaitu :

1. Sahkan Rancangan UU Penghapusan Kekerasan Seksual
2. Hentikan diskriminasi terhadap perempuan di segala lini
3. Berikan hak cuti haid, hamil dan melahirkan bagi buruh perempuan
4. Berikan kesetaraan upah antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja
5. Hapuskan sistem kerja kontrak dan outsourcing bagi buruh
6. Usut tuntas segala kasus yang menimpa perempuan (kasus pemerkosaan, cabul, pelecehan, dsb)
7. Berikan kesetaran hak antara laki-laki dan perempuan dalam bangku legislatif
8. Berikan pendidikan gratis dan hapuskan Uang Kuliah Tunggal

Mimbar bebas dalam rangka merespon Hari Kartini tersebut berakhir sekitar Pukul 17:30 Wita dan setelah itu massa aksi berkumpul untuk melakukan evaluasi aksi mimbar bebas.

Reporter: Aprianto Simon

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *